Ku Bangun (kubangan) Dosa


Alhamdulillah washolatu washolamu ‘ala Rasulallah. Segala puji bagi Allah yang tiada ilah selain-Nya sholawat serta salam kepada sang kekasih hati Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Amma ba’du.
Melewati hari-hari tanpa ada aktifitas yang berarti sangatlah mengganjal dihati kecil ini, entah karena kesadaran pribadi atau karena memang bosan dengan kesendirian tanpa melalukan suatu hal positif membuat hati ini goncang tak tentu arah hilang harapan yang telah tertanam , asa yang telah dibangun, juga terasa sia-sia ketaatan ketika tengah berada puncaknya, yang ada hanya kecenderungan untuk bermalas-malasan tidur dalam angan-angan hampa bak mimpi disiang terang.
Ini adalah kisah yang menceritakan tentang apa yang terjadi dalam diri ini , semoga saja akan menjadi pelajaran untuk terus berbenah dalam ketidakpastian. Ini adalah gambaran jiwa yang hilang harapan karna mungkin terlalu lama dlam kubangan dosa.
Hidup ini adalah pertempuran dan perjuangan belaka. Asal bernama manusia , tidak akan sunyi dari kelemahan dan kesalahan. Kalau saja sejak dilahirkan sampai masuk kubur kita hidup dalam kesucian, bebas dari kesalahan tentu tak layak kita disebut manusia, sebab yang demikian adalah tabiat malaikat. Seorang muslim meyakini bahwa kebahagiaannya didalam dua kehidupannya, yaitu kehidupan dunia dan kehidupan akhirat tergantung pada bagaimana ia mendidik dirinya, membaguskan, menyucikannya dan membersihkannya sebagaimana kesengsaraannya tergantung pada kerusakan, kekeruhan, dan kebusukannya, bukankah setiap manusia itu pernah berbuat salah namun yang terbaik diantara mereka adalah yang segera menyadari kesalahannya dan memperbaikinya. Namun, pada kenyataannya ketika kita berada dalam posisi subjek sebagai yang bersalah katakanlah terjerumus dalam suatu dosa akan sangat sulit bagi kita untuk segera memperbaiki diri, karena suatu dosa itu akan meninggalkan suatu titik hitam dihati bagikan setitik noda dipakaian putih. Semakin kita terjerumus dalam kemaksiatan maka akan semakin parah noda yang melekat itu. Yang paling parah adalah jika kenyataannya kita akan berakhir dalam kubangan noda yang bernama “dosa” itu. Teringat pernah mendengar sabda Rasulallah bahwa manusia itu akan mati sesusai kebiasaan sebagaimana ia hidup. Kalau teringat begitu pasti kita akan takut untuk melakukan /membiasakan kemaksiatan atau kesia-sian dalam hidup ini, tapi lagi masalahnya adalah ketika dalam posisi kita sebagai penikmat dari kelezatan dosa itu, seakan semua yang telah kita pelajari menjadi sia-sia mungkin karena memang begitu besar bisikan setan yang menghilangkan kemampuan berfikir membedakan yang baik dan buruk  dan juga membutakan mata dan hati dari menerima kebenaran.
Mari kita pahami beberapa hal yang membuat kita untuk sulit keluar dari suatu keadaan yang dimana mungkin kita merasa nyaman walaupun dalam posisi yang membahayakan entak itu dalam hal kebiasaan, kemaksiatan, kemalasan, bahkan dalam hal ketaatan.

1.      Kefasiqkan
Terus menerus dalam melakukan dosa kecil menyebakan masuknya kita dalam golongan orang-orang fasik. Orang yang fasik ialah orang yang melanggar ketentuan yang telah ia ketahui. Takkan ada manfaat ilmu apapun itu ketika ia tak menerapkankan dalam kehidupannya alias sia-sia.
2.      Kemunafikan
Kecenderungan orang yang berdosa dalam hidupnya akan menyembunyikan aibnya dari manusia lainnya sedangkan ia mengetahui bahwa Allah mengetahui segala sesuai bahkan isi hati manusia itu sendiri.
3.      Kebinasaan
Orang yang berdosa lebih tau apa yang ia rasakan efek dari perbuatannya itu baik terasa langsung ataupun kelak ian akan menyadari dan dalam hidupnya tidak akan tentram. Ia hanya sibuk dengan dirinya sendiri hingga kurang bisa bersosial dengan manusia lainnya.
4.      Kesadaran
Orang berdosa akan ada waktu dimana ia menyadari bahwa apa yang dilakukannya itu tidak lah dapat dibenarkan dengan dalih apapun ,disinilah manusia dihadapkan dalam dua pilihan , terus bermimpi dalam kesengan palsu atau menebus diri dengan hal yang berarti.
5.      Bertaubat
Ketika Cahaya telah masuk kedalam ruang jiwa yang gelap, teranglah ruangan jiwa dengan cahya pertanda kembali kepada Ilahi Rabbi, bukankah sejauh-jauh orang yang berjalan dalam kegelapan kepada cahaya-Nya lah ia akan kembali.
6.      Jangan menyerah
Ketika seseorang telah menemukan jalan yang lurus itu, tidak ada jaminan ia akan sampai kepada tujuan melalui jalan itu. Karena akan selalu banyak tikungan yang menunggu didepan yang mana menguji kesungguhan kita kembali, sadarilah kematian bisa saja menghampirimu , jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah segera balik kembali tiada keputus asaan itu melaikan kaum kafir ( Q.S Yunus : 87). Sibukkan diri dalam hal-hal positif, senantiasa bersama sahabat yang mengajak dalam kebaikan.
Tak banyak yang dapat dituangkan dalam tulisan ini hanyalah upaya untuk terus semangat dalam mengarungi mega drama yang berjudul kehidupan seraya terus berusaha, berdo’a , dan bertawakkal kepadanya Sang Pemilik Skenario Kehidupan.

#Terjatuh
#Bangkit
#TerusBerlari
#SampaiMati

03-08-2017
23:09

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Hampa, pikiran Kacau

KAMMI akan terus bergerak

Jatuh dalam Perjuangan Cinta