Pesisir Barat Kampung ku

Sabtu (20/4) pagi hari disambut dengan deburan ombak yg mengingatkan masa masa kala itu, bermain di pinggir pantai dengan riang melepas rindu yang selama ini terpendam. Berziarah ke makam ibu dan keluarga lainnya selalu mengingatkan bahwa akan ada masa nya entah dimana kita akan pergi juga meninggalkan dunia yang fana ini. 11 tahun mungkin tak terlalu lama untuk sebuah waktu tapi ia sangat lama bagi seorang yang menahan rindu, rindu ku pada kampungku, teman-temanku, dan semua kenangan masa kecil yang aku katakan aku bahagia pada masanya hari ini sedikit terobati, walaupun sudah banyak perubahan , bahkan perubahan usia yang telah semakin nampak terlihat kembali menyadarkan bahwa semuanya akan terus berputar ada ataupun tiada kita di dunia ini.

Krui Pesisir Barat telah perlahan berubah wajahnya, dan pembangunan akan terus dilakukan menuju kabupaten unggulan wisata di pesisir pantai terpanjang di barat pulau sumatra dengan ombak tinggi samudra hindia yang menjadi surga para peselancar dunia.

Tanah kelahiran yang 11 tahun yang lalu aku pergi meninggalkannya untuk membuka mata melihat dunia dengan berbagai cara pandang, aku akan belajar dari mana saja dari siapa saja untuk diriku, keluarga, agamaku, bangsaku dan tanah kelahiranku. Aku ingin bermanfaat sebagimana seorang dermawan dengan hartanya, sebagaimana seorang ahli ilmu dengan pengetahuannya dan sebagaimana seorang pemimpin dengan kekuasaannya. Aku ingin ikut membangun daerah ini dengan segenap kemampuanku.

Aku pergi bukan untuk dicari, aku berlari bukan untuk dikerjar, tapi aku pergi untuk berjuang lalu pulang.

Krui, Pesisir Barat
20-4-2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Hampa, pikiran Kacau

KAMMI akan terus bergerak

Jatuh dalam Perjuangan Cinta