Perjalanan 11 tahun
Kamis (18/4) sehari setelah bangsa ini melaksanakan pesta besar dengan segala dinamika didalamnya, ditengah kesimpangsiuran terkait hasil hitung cepat pilpres tahun ini, Dari tanah perjuangan Pangkalpinang, Bangka Belitung, langkah perjalanan ini dimulai menuju kampung nan jauh disana ya Krui, Kab. Pesisir Barat !!!
11 tahun lebih setelah kepergian pada hari itu, rasanya sudah terlalu besar rasa rindu dihati akan suasana kampung halaman masa kecil kala itu, bahkan mungkin sudah jauh perbedaan antara kala itu dan sekarang.
Pukul 11.00 beristirahat sejenak karena perjalanan mengharuskan untuk transit di Bandara Soekarno-Hatta, beristirahat sejenak menunaikan kewajiban, makan siang dan juga berkeliling di salah satu bandara tersibuk di dunia ini menjadi aktivitas pengisi menanti perjalanan dilanjutkan.
Pukul 18.10 boarding time pesawat Sriwijaya Air melanjutkan perjalanan menuju Bandara Raden Intan II , sekitar 30 menit kemudian pesawat mendarat , inilah pertama kali ku menginjakkan kaki kembali di provinsi kelahiran Lampung. Perjalanan 30 Menit menuju Pusat Kota Bandar Lampung untuk bermalam beristirahat di Pop Hotel Tanjung Karang, nama yang tak asing lagi ketika masih kecil, kali ini bisa menikmati malam di kota ini.
Jumat (19/4) pukul 09.00 kita melakukan check out menunggu jemputan di lobi hotel untuk melakukan perjalanan panjang menuju tanah kelahiran di ujung pesisir barat provinsi ini. Setelah berkeliling mengambil penumpang lainnya mobil travel yang di tumpangi memulai perjalanannya. Meninggalkan Kota Bandar Lampung melewati Kab. Pesawaran kemudian Kab. Pringsewu menuju Kab. Tanggamus kemudian beristirahat disana di rumah makan di kecamatan Kota Agung, sup ayam ditambah nasi menjadi pengisi perut siang itu, setelah terguncang perjalanan lebih kurang 2 jam dari Bandar Lampung.
Melanjutkan perjalanan melewati bukit yang lumayan ekstrim membuat siapa yang melewati jalan ini harus berhati-hati. Pemandangan Alam pegunungan Bukit Barisan menjadi suguhan pemandangan ditambah hijaunya persawahan di kiri kan jalan.
Sekitar pukul 14.30 terjadi sedikit masalah pada bagian roda mobil, sehingga dilakukan pengecekan oleh si Abang Sopir , ternyata ada masalah pada mobil sehingga tidak bisa dipacu dengan cepat, sehingga perjalanan selanjutnya harus ditempuh dengan kecepatan agak lambat. Setelah satu jam perjalanan akhirnya perjalanan memasuki Kab. Pesisir Barat yang dulunya masih bagian dari Kab. Lampung Barat, ya sekarang ia telah menjadi Kabupaten termuda di provinsi lampung.
Memasuki bagian pesisir dari barat disambut hujan rintik yang terus mengguyur. Keindahan pesisir pantai menjadikan daerah ini sebagai tempat wisata pesisir yg akan terus berkembang.
Hujan semakin lebat mengguyur sepanjang pesisir perjalanan, pukul 17.40 sudah memasuki kecamatan pesisir tengah krui, nama yg tak asing di telinga, membuat mata ini tak henti memperhatikan setiap tulisan dipinggir jalan , setiap kampung sudah jauh berbeda, termasuk melewati desa tempat masa kecil dihabiskan. Desa Way Redak dengan semua cerita yg telah diciptakan , akan tiba masa mengenang cerita itu.
17.55 dibawah guyuran hujan sampailah di kediaman paman tempat kita bermalam. Lokasi rumahnya telah pindah orang orangnya pun sudah mulai berubah , sehingga perlu sedikit waktu untuk kembali mengembalikan semua memori yg pernah tersimpan dihati. Hujan lebat malam itu akan terus mengguyur hingga pagi. Hari yg melelahkan , waktu beristirahat melepas lelah dengan memejamkan mata, kita sambut esok pagi.
Kuala, Pesisir Tengah Krui, 19 April 2019
Komentar
Posting Komentar