La tahzan
Belum selesai tangan ini ingin mengetikkan cerita penuh warna yang ku ukir bersamamu,,
Karna memang sejak beberapa hari yang lalu firasat sempat mengguncang batin ini
Sejak awalpun aku juga telah mengerti bahwa mungkin akan ada kecewa disini, tapi ku putuskan tuk jalani ini semua dan ternyata kekecewaan memang pantas kualami...
Malam yang agak dingin , setelah sore hari tdi diguyur hujan seakan menampah peka batin ini akan ad sesuatu yang sulit dimngerti,, hingga pesan itu datang dengan membawa kabar duka,, mati aku,, telah hilang harapan dan seakan buyar komitmen bersamu,, seakan tak percaya ku pulang ditengan rembulan yang malu2 menampakkan sinarnya,,
Seakan tak percaya, namun apa daya itu memang nyata atas kata yang terlontar sendiri darimu,, seakan hancur lebur, drop ku rasakan begitu sakit.
Aku tlah terlanjur mengatakan sayang padamu, dan itu komitmen ku, insyaAllah kau prioritas yang ku usahakan, namun berita malam ini bak petir yang menghantam ditengan siang yang cerah,,
Yaa Allah ku yakin satu hal janji mu, dan memang alangkah hinanya diri ini dengan terang melawan ketentuanmu, entah berapa banyak amanah yang ku lewati demi harapan yang sia2 ini..
Ku tak tau harus berkata apa, hikmah selalu ada dalam setiap kejadian, semoga ku bisa mngambil pelajaran dari sini.
Maaf kan aku yaa Rob, memang dosa dan perbutan ku jauh dari nilai pandangan orang, namun atas itu semua ku hampir tak percaya.
Tak taulah,,,
Mungkin kita harus jalani kehidupan ini dengan perbaikan yang sesungguhnya,,
InsyaAllah kau anggap aku sebagai sahabat atau bahkan kakak yang nyaman tuk kau ceritakan masalah mu,,
Ku temani kau lewati masa sulit ini.
Satu hal yang ku minta pantas kan dirimu,
Ku juga berjanji tak akan membuka hati kepada siapapun selama itu hanya untuk kesengan semata.
0.34 ahad
Komentar
Posting Komentar