Dua Nam Lapan

Bismillahirrahmaanirrahiim... Sedikit catatan perjalanan pengikat jiwa perekat persaudaraan Menjelang Akhir Pekan  kedua di bulan terakhir tahun 2017 tepatnya Hari Jum’at, 15 Desember kami memulai perjalanan yang telah beberapa waktu kami persiapkan, ba’da Isya perjalanan dimulai dari berkumpulnya tim ini di masjid kamppus tercinta sambil melengkapi persiapan yang kurang. Malam Sekitar pukul 9 lewat perjalanan di mulai menuju Desa Kurau, Kabupaten Bangka Tengah. Perjalanan ini menggunakan 6 unit motor masing-masing dengan 2 personil dan Alhamdulillah sampai di tempat peristirahatan sekitar pukul 11 malam disana kami sampai dirumah salah seorang dari tim rihlah kali ini untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalan pada esok harinya.. perjalanan dimulai sampai di tempat peristirahatan Perjalanaan dilanjutkan pada hari kedua, sekitar pukul 06.00 pagi kami bersiap-siap menuju pelabuhan desa kurau sambil membawa semua perlengkpan untuk perjalanan. kembali...

Kebawah tak berakar, keatas tak berpucuk ibarat sebuah pohon tanpa pijakan dan tak mampu berkembang, banyak keraguan kecemasan, bahkan ketakutan merupakan fitrah hamba sebagai manusia. Hidup tanpa sandaran dan pijakan yang kuat hanya akan membuat langkah ini berjalan tak tentu arah, terombang-ambing dihempas gelombang hingga tersangkut di batu karang ditengah laut, ku kira sudah didaratan namun ternyata masih ditengah lautan.. Ah, Kini ku mulai tersadar bahwa selama ini aku berjalan tak tentu arah hingga waktu ini mulai membuka diri ini untuk seharusnya mulai sadar dan memntukan kembali arah perjalanan ini. kembali merancang kemudian menguatkan pijakan yang masih rapuh dan bermimpi membangun pilar yang besar agar tujuan dan harapan bukan sedekar impian lagi. kini diantara dua pilihan mundur kebelakang dengan arah yang tak karuan, atau maju kedepan menerjang ombak menghancurkan batu karang untuk mencapai daratan. Berawal dari resolusi atas dasar masalah pada diri ini, harus di...